Pembacaan Babad Cirebon Beri Pesan Pendidikan Moral dan Budi Pekerti
CIREBON – Pj Wali Kota Cirebon, Drs. H. Agus Mulyadi, M.Si., menghadiri pembacaan Babad Cirebon di Bangsal Witana Keraton Kanoman pada Senin (8/7/2024) malam.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Jadi Cirebon ke-597. Hadir dalam acara tersebut, Juru Bicara Kasultanan Kanoman Cirebon Ratu Raja Arimbi Nurtina, Patih Kasultanan Kanoman Cirebon, Pangeran Patih Raja Muhammad Qadiran, para sesepuh, dan tokoh masyarakat.
Pembacaan Babad Cirebon telah menjadi tradisi tahunan di Keraton Kanoman Cirebon. Tradisi ini digelar untuk mengulas kembali sejarah berdirinya Cirebon.
Dalam sambutannya, Pj Wali Kota menyampaikan bahwa pelaksanaan tradisi ini bertujuan untuk mengingat asal-usul Kota Cirebon sebagai bentuk edukasi.
“Pembacaan Babad Cirebon adalah kegiatan yang sejalan dengan upaya kita semua untuk melestarikan kekayaan budaya tradisional sambil melanjutkan pembangunan yang sedang dilakukan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pj Wali Kota menekankan bahwa melalui pembacaan Babad Cirebon, tersirat pesan pendidikan moral dan budi pekerti.
“Keluhuran kisah dan budi dari para pendahulu mampu memberikan keteladanan dan kemaslahatan bagi kehidupan masyarakat,” lanjutnya.
Pj Wali Kota berkomitmen untuk terus meningkatkan apresiasi terhadap seni budaya dan sejarah, terutama di kalangan generasi muda, salah satunya melalui pembacaan Babad Cirebon.
“Sebagai penyelenggara pemerintahan, kita harus selalu berusaha yang terbaik untuk kepentingan dan kemajuan masyarakat, sebagaimana telah dicontohkan oleh para leluhur. Sebagai masyarakat, kita juga harus berperilaku baik dan berkontribusi aktif dalam pembangunan Kota Cirebon,” pesannya.
Sementara itu, Pangeran Patih Raja Muhammad Qadiran yang mewakili Sultan Kanoman XII, Sultan Raja Muhammad Emirudin, menyampaikan bahwa pembacaan Babad Cirebon rutin dilakukan di Keraton Kanoman setiap 1 Muharram. Setelah pembacaan Babad Cirebon selesai, prosesi ditutup dengan pembacaan doa.
“Tradisi pembacaan Babad Cirebon adalah metode tepat dari ajaran leluhur kami yang telah berjasa menyebarkan syiar Islam di tanah Cirebon. Tanpa perjuangan leluhur, kita tidak akan berada di titik saat ini,” ujarnya.
Penulis : Raynaldi Aminullah/RTIK